2. Sejarah Perkembangan Arsitektur
Bangunan
pertama adalah evolusi dari dinamika antara kebutuhan (tempat
berlindung, keamanan, tempat ibadah, dll) dan sarana (tersedia bahan
bangunan dan keterampilan pekerja). Dulunya arsitektur adalah karya seni
yang paling dihormati.
Dalam banyak peradaban
kuno seperti Mesir dan Mesopotamia, arsitektur dijadikan simbol kekuatan
penguasa. Arsitektur dari peradaban klasik seperti Yunani dan Romawi
berevolusi dari cita-cita masyarakat.
Arsitektur
dari Asia memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Arsitektur Buddha,
menunjukkan keragaman. Arsitektur candi Hindu, mengungkapkan makrokosmos
dan mikrokosmos. Arsitektur Islam menggabungkan arsitektur dari Timur
Tengah kuno dan Byzantium tetapi tetap sesuai dengan kebutuhan keagamaan
dan sosial masyarakat. Di banyak negara-negara di Asia, agama
menyebabkan desain arsitektur dirancang khusus untuk meningkatkan
pemandangan alam.
Di Eropa pada abad pertengahan,
terdapat perkumpulan pengrajin yang bertujuan untuk mengatur
perdagangan mereka. Bangunan-bangunan dengan seni tinggi biasanya berupa
biara dan katedral. Gaya arsitektur di Eropa kebanyakan menggunakan
gaya Romawi dan Gothic.
Dengan pengetahuan,
manusia dapat menciptakan aneka bahan-bahan dan teknologi baru. Arsitek
mulai fokus pada aspek estetika dan humanis walaupun dengan mengorbankan
aspek teknis desain bangunan. Revolusi industri membuka pintu untuk
produksi massal.
Sejak tahun 1980-an, bangunan
mulai semakin kompleks. Hal ini menyebabkan bidang arsitektur menjadi
disiplin tersendiri dan memiliki spesialisasi terhadap proyek tertentu.
Proses persiapan desain setiap bangunan besar menjadi semakin rumit dan
membutuhkan studi tentang daya tahan, keberlanjutan, kualitas, uang, dan
hukum setempat.
No comments:
Post a Comment